Kamis, 01 Desember 2016

04:51
7 Fakta Mengejutkan Kasus Pembunuhan Sadis di Ranai
Lotus777 - Kasus pembunuhan terhadap Wiwin (30) membuat geger Kota Ranai, Kabupaten Natuna. Aksi pembunuhan dilakukan oleh suaminya sendiri dalam tragedi Magrib berdarah, Senin (28/11/2016) lalu. Khairul sempat menjadi buronan sehari sebelum ditangkap polisi dari persembunyiannya.

Berikut 7 fakta mengejutkan yang dihimpun Batamnews.co.id dalam kasus kejadian pembunuhan yang tergolong sadis di Ranai, Kabupaten Natuna dalam beberapa dekade ini.

1. Ibu Kandung Wiwin Minta Pelaku Dihukum Seberat-beratnya

Ibu kandung Wiwin, Dasima (65) nampak sabar atas musibah yang menimpa anaknya. Dasima berada di Polres Natuna saat Khairul diinterogasi usai Khairul tertangkap, Rabu (30/11/2016) subuh.

Ia berharap pelaku, yang notabene suami korban dihukum seberat-beratnya. "Kalau bisa dihukum mati ya silahkan, toh anak saya juga mati dibuatnya," kata Dasima kesal

"Dia sekitar 5 tahun berumah tangga dengan Khairul. Dulu awal kenalan lewat tukar nomor telpon aja kalau nggak salah saya," ujar Dasima.

2. Wiwin Tewas Akibat Tebasan Senjata Tajam dengan Tenaga Penuh

Sesuai kesimpulan tim forensik Dokkes Polda Kepri yang turun ke Ranai, Wiwin meninggal usai ditebas dengan senjata tajam yang berukuran besar dan dengan kekuatan penuh yang menghantam lehernya.

3. Wiwin dan Khairul Sempat Berpisah

Khairul dan Wiwin sempat tinggal di Kampung Penagi sebelumnya. Pria ini bekerja sebagai pekerja transportasi pompong di Pelabuhan Penagi. Dari perkawinannya pasangan ini memiliki satu orang anak perempuan berusia 3 tahun.

Khairul dan Wiwin dikabarkan hanya menikah siri. Dalam mengarungi biduk rumah tangga Khairul dan Wiwin sempat berpisah. Namun, belakangan mereka tengah berupaya untuk rujuk dan mencoba kembali bersama.

Pasangan ini lantas tinggal di Batu Kapal dan bekerja sebagai pemecah batu. Beberapa waktu belakangan Khairul tengah dibakar rasa cemburu karena menilai ada orang ketiga. Apalagi upayanya untuk mengajak Wiwin untuk nikah resmi ternyata enggan dipenuhi Wiwin.

4. Ini Kalimat Wiwin yang memuat Amarah Khairul Memuncak

Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Komarudin mengatakan, sesuai keterangan tersangka sementara, selain dibakar cemburu, ada satu kata yang terlontar dari lisan Wiwin yang membuatnya naik pitam dan benar-benar sakit hati saat kejadian.

"Dari pengakuannya (Khairul), Wiwin sempat berkata, kamu orang susah. Ini yang membuatnya marah," sebut Kasat Reskrim.

Hal itu dilontarkan Wiwin saat Khairul mengajaknya menjalin ikatan rumah tangga resmi usai menikah siri dan pisah dengan Wiwin. Kendati belakangan sempat kembali mencoba rujuk dan hidup bersama.

5. Parang untuk Menghabisi Nyawa Wiwin Belum Ditemukan

Polisi terus mendalami pemeriksaan terhadap Khairul. Aparat masih berupaya mencari senjata tajam yang menghabisi Wiwin.

"Tersangka mengatakan senjata tajam yang digunakan dibuang di lokasi. Cuma kami masih nyari karena belum ketemu," terang Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Komarudin.

Motif pembunuhan ini, kuat dugaan karena cemburu dan sakit hati dan bukan masalah ekonomi. Pihak kepolisian juga masih akan memeriksa kejiwaan Khairul. Polisi baru mengamankan satu pisau lipat kecil yang dibawa Khairul selama pelariannya.

6. Khairul Sempat Mencoba Bunuh Diri Usai Membunuh Wiwin

Yang mengejutkan, dari kasus pembunuhan ini, Khairul sempat mencoba bunuh diri usai membunuh Wiwin. "Ia mencoba menusuk-nusuk dirinya sendiri dengan pisau kecil tapi sepertinya tidak berhasil. Ia akhirnya kabur dan bersembunyi ke wilayah perladangan di kawasan Puak," ujar Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Komarudin.

"Kami beruntung ia tidak punya bekal uang, alat komunikasi dan kendaraan. Jadi perkiraan kami ternyata benar. Ia tak jauh-jauh dari wilyah Ranai dan lokasi kejadian," sebut Komar.

Polisi bahkan sempat menjaga pintu masuk pelabuhan agar Khairul tidak kabur. Ia akhirnya dilumpuhkan saat ditangkap dari persembunyiannya. Kaki kiri Khairul ditembus timah panas.

7. Warga Batu Kapal Trauma Karena Pembunuhan

Tragedi pembunuhan ini membuat geger warga di Kampung Batu Kapal dan sekitarnya. Ada yang sengaja pindah tidur ke rumah warga lainnya, dari rumah mereka yang berdekatan dengan lokasi.

"Warga banyak yang takut. Ada yang ngungsi karena rumahnya dekat dengan lokasi. Mereka takut jika pelaku pembunuhan datang minta perlindungan malam-malam," kata Hen, warga pemilik kedai di lokasi dekat kejadian.

"Bahkan saya nyiapin kayu broti di kedai. Khawatir juga dia datang minta rokok atau makanan. Kita khawatir aja," sebutnya.

0 komentar:

Posting Komentar