Selasa, 10 Januari 2017

17:55
1
Mata_Lelaki -  Saya dea, Saya adalah keturunan sunda dan berdomisili di jakarta, umur Saya sekarang 20 Tahun saat menulis artikel ini. Saya kehilangan kesucian Saya tiga tahun yang lalu, kesucian Saya di renggut oleh wali kelas Saya di SMA Negeri 2 Jakarta barat . ia Mengelabui Saya hanya untuk mendapatkan kesucian Saya dan memaksa Saya melucuti pakaian yang Saya kenakan di hadapan dia adalah sebuah keputusan paling bodoh yang pernah Saya ambil Di dalam Hidup Saya 


Mata_Lelaki - Saya dea, Saya adalah keturunan sunda dan berdomisili di jakarta, umur Saya sekarang 20 Tahun saat menulis artikel ini. Saya kehilangan kesucian Saya tiga tahun yang lalu, kesucian Saya di renggut oleh wali kelas Saya di SMA Negeri 2 Jakarta barat . ia Mengelabui Saya hanya untuk mendapatkan kesucian Saya dan memaksa Saya melucuti pakaian yang Saya kenakan di hadapan dia adalah sebuah keputusan paling bodoh yang pernah Saya ambil Di dalam Hidup Saya 

Sakit nya Vagina Saya pada saat Dia merenggut kesucian Saya dan perih nya puting Saya yang terluka karna Gigitan nya semua itu Tidak Lebih sakit Dari rasa sesal dan sakit hati Saya pada nya, Saya hanya bisa Meneteskan Air mata saat Saya Mulai mengingat satu demi satu potongan Peristiwa di mana Saya harus Menyerahkan Sesuatu yang sangat berharga di Hidup Saya Untuk Dia Lelaki Yang tidak Saya Cintai Dan Hanya Di tukar Dengan Selembar ijazah SMA yang tidak dapat Saya banggakan saat ini 

Peristiwa ini berawal dua hari sebelum Saya menerima Hasil Unas Saya . Pak Kardi meminta Saya Dan Dua siswi di kelas kami untuk menemuinya di kantor nya di saat jam pulang sekolah Nanti.  Pratiwi Dan Kumala sari ( Menggunakan Nama Samaran ) adalah dua siswi yg kala itu juga ikut Di panggil oleh Pak Kardi. Dia Berpesan kepada Kami Bahwa ada Hal Yang sangat penting Yang akan Dia sampai kan Ke kami. Ke khawatiran demi khawatiran memang Sudah Saya Dan ke dua teman Saya rasakan sejak awal ...

Sedikit kecurigaan dengan Cara Dia Menyampaikan hal Yang se akan - akan Dapat menentukan nasib kami di unas Membuat kami semakin Cemas. Entah apa Yang akan Di sampai kan oleh Seorang Wali kelas Yang memang Di kenal oleh kami sebagai seorang Pria gatal dan sangat kami Benci. karna hampir semua siswi di kelas kami pernah di gerayangi oleh tangan gatal nya. bahkan Saya sendiri pun pernah melihat dengan kedua bola mata Saya sendiri dia menggerayangi bagian tubuh sahabat karib ku Anggita ( Menggunakan Nama Samaran ) menyentuh bokong nya dan payudara nya Di ruang kelas di saat para siswa dan siswi seharus nya sudah meninggalkan kelas karna jam belajar telah usai,

apa kah kali ini Saya akan menjadi korban nya seakan - akan terus berbisik di telinga Saya sepanjang pelajaran berlangsung, bahkan Saya pun ga sadar kalo bel pulang sekolah telah berbunyi Saya baru sadar ketika kedua teman Saya Pratiwi Dan Kumala sari menghampiri Saya dan berdiri di hadapan Saya mengajak serta Saya untuk menemui wali kelas Saya 


saat Saya tiba di ruang wali kelas Saya ternyata bukan hanya kami bertiga yg di panggil untuk menemui nya di ruangan guru ada dua siswi yang tidak Saya kenal karna berasal dari kelas berbeda juga baru saja selesai bertemu dengan nya keluar ruang kantor kepala sekolah yang berada di dalam ruang guru dengan keadaan baju yg berantakan berjalan dan rambut yg terlihat berantakan keluar terburu - buru dari ruangan itu sambil merapikan pakaian nya. sepintas Saya melihat salah satu dari siswi tersebut masang kembali tiga kancing baju yang terbuka membuat Saya semakin yakin kalau Saya akan menjadi korban nya kali ini

sempat Saya menghentikan langkah kaki Saya untuk memasuki ruangan tersebut namun  Pratiwi Dan Kumala sari terus melangkah masuk keruangan tersebut, dan akhirnya Pak Kardi menyadari keberadaan Saya dan Memanggil Saya masuk keruangan nya, dia mengunci pintu dan memulai pembicaraan 

Pratiwi : siang pak
Kumala sari : siang Pak 
Saya : Siang pak 
Pak Kardi : siang.. silahkan duduk

kami pun duduk di sofa yg memang sedikit rendah dan agak menyulitkan ku untuk duduk karena aku tidak mengenakan hotpants

Pak Kardi : bla -bla -bla - bla - bla - bla 

panjang lebar dia berbicara dan berakhir dengan sebuah ancaman kami bertiga diminta untuk menanggalkan pakaian kami dan melayani apa yg dia mau sama seperti dua siswi yang baru saja keluar dari ruangan ini


Pratiwi Dan Kumala sari meresponya dengan mulai melepas kancing baju mereka satu persatu 

Pak Kardi  : dea apa kamu tidak ingin lulus di unas kali ini mengapa kamu tidak melakukan apa yang saya perintahkan ke kamu barusan 

maaf Saya tak sanggup melanjutkan artikel ini terlalu deras air mata  ini mengalir membuat pandangan Saya memudar


terima kasih telah membaca curahan hatiku yang terluka karna dia Pria yg tidak pernah ku cintai.

1 komentar: