Siapakah 10 Terduga Provokator Demo
4 November di Istana?
Pendemo mulai mundur secara perlahan saat gas air mata menyelimuti titik kumpul mereka, Jakarta, Jumat (4/11). Diduga bentrok terjadi saat massa HMI menyerang polisi dan polisi membalasnya dengan melempar gas air mata.
Mata_Lelaki - Demo 4 November di depan Istana Merdeka berakhir ricuh. Bentrok antara massa dengan petugas tak terhindarkan. Beberapa petugas terluka. Puluhan kendaraan petugas juga dirusak.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, 10 orang yang diduga sebagai provokator telah diamankan. Mereka masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Metro Jaya.
"Pada kesempatan semalam, ada yang diperiksa sebagai provokator. Jumlah ada 10 yang masih diperiksa," ujar Boy di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).
Namun, dia enggan mengungkapkan identitas para terduga. Ia hanya menjelaskan 10 orang yang diamankan ini rata-rata warga dari luar Jakarta.
"Usia mereka antara 17-35 tahun. Mereka ada yang dari daerah di luar Jakarta. Masih diambil keterangan. Status hukum nanti dilihat selama 1x24 jam," papar Boy.
Dia kemudian menunjukkan foto sejumlah orang yang melakukan penyerangan terhadap polisi yang berjaga. Dalam foto tersebut terlihat beberapa orang yang tak memakai atribut serba putih atau jaket almamater kelompok mahasiswa, bertindak anarkistis.
"Ada beberapa orang laki-laki melakukan penyerangan dengan bambu, batu, botol. Padahal sudah disampaikan dimaklumat Kapolda. Ini contoh provokasi," kata Boy.
Namun dia tak menyebutkan apakah para provokator yang diamankan itu merupakan massa yang berunjuk rasa sejak pagi atau bukan.
"Atau apakah ini dilakukan oleh elemen lain yang sengaja datang untuk melakukan penyerangan," ucap Boy.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan pihaknya telah mengantungi identitas 10 orang yang diamankan. Namun polisi baru akan membeberkan ke publik setelah ada kejelasan status hukum mereka.
"Sudah ada, kita tunggu saja nanti hasil pemeriksaan," ucap Awi di lokasi yang sama.
Dia juga belum bisa memastikan para terduga ini merupakan bagian dari massa HMI, FPI atau beberapa ormas keagamaan lain yang ikut demo kemarin.
"Teman-teman kan sudah melihat fotonya, sudah kelihatan di televisi juga, biar publik menilailah,"
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, 10 orang yang diduga sebagai provokator telah diamankan. Mereka masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Metro Jaya.
"Pada kesempatan semalam, ada yang diperiksa sebagai provokator. Jumlah ada 10 yang masih diperiksa," ujar Boy di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).
Namun, dia enggan mengungkapkan identitas para terduga. Ia hanya menjelaskan 10 orang yang diamankan ini rata-rata warga dari luar Jakarta.
"Usia mereka antara 17-35 tahun. Mereka ada yang dari daerah di luar Jakarta. Masih diambil keterangan. Status hukum nanti dilihat selama 1x24 jam," papar Boy.
Dia kemudian menunjukkan foto sejumlah orang yang melakukan penyerangan terhadap polisi yang berjaga. Dalam foto tersebut terlihat beberapa orang yang tak memakai atribut serba putih atau jaket almamater kelompok mahasiswa, bertindak anarkistis.
"Ada beberapa orang laki-laki melakukan penyerangan dengan bambu, batu, botol. Padahal sudah disampaikan dimaklumat Kapolda. Ini contoh provokasi," kata Boy.
Namun dia tak menyebutkan apakah para provokator yang diamankan itu merupakan massa yang berunjuk rasa sejak pagi atau bukan.
"Atau apakah ini dilakukan oleh elemen lain yang sengaja datang untuk melakukan penyerangan," ucap Boy.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan pihaknya telah mengantungi identitas 10 orang yang diamankan. Namun polisi baru akan membeberkan ke publik setelah ada kejelasan status hukum mereka.
"Sudah ada, kita tunggu saja nanti hasil pemeriksaan," ucap Awi di lokasi yang sama.
Dia juga belum bisa memastikan para terduga ini merupakan bagian dari massa HMI, FPI atau beberapa ormas keagamaan lain yang ikut demo kemarin.
"Teman-teman kan sudah melihat fotonya, sudah kelihatan di televisi juga, biar publik menilailah,"
0 komentar:
Posting Komentar