Minggu, 13 November 2016

12:21
Antasari Azhar-Abraham Samad Saling Dukung



Mata_Lelaki -JAKARTA - Tiga hari setelah menikmati masa kebebasan, Antasari Azhar kedatangan tamu istimewa. Sabtu (12/11) sore, mendadak Abraham Samad mendatangi Antasari di kediamannya.
Dua mantan Ketua KPK yang pernah bernasib sama terjerat kasus hukum ini saling dukung dan saling menguatkan.
Rencana Abraham mendatangi Antasari ini disampaikan secara mendadak.
Usai menjadi pembicara dalam acara seminar Antikorupsi yang digelar di Universitas Indonesia (UI), Abraham mengatakan akan langsung menemui Antasari. Selain bertemu pribadi, Abraham juga akan menyampaikan sejumlah pesan dari koleganya untuk Antasari.
Sabtu sore sekitar pukul 16.00 WIB, Abraham tiba di kediaman Antasari di komplek elit Les Belles Maisons E10, Serpong, Tangerang, Banten dengan ditemani asisten dan sopir pribadinya.
Sedangkan Antasari ditemani istrinya, Ida Laksmiwati.Perjumpaan dua mantan orang nomor satu di KPK ini berlangsung hangat. Keduanya salik peluk dan cium pipi begitu berjumpa. Laksana dua sahabat yang lama tak bersua.
Abraham bercerita, keduanya meminum teh bareng yang dihidangkan istri Antasari. Perbincangan selama sekitar 30 menit itu berlangsung hangat.
Menurut Abraham Samad, tak ada materi serius yang dibahas mereka. Lagipula, pertemuannya dengan Antasari bukanlah kali pertama.
Pertemuan pertama saat Antasari masih menghuni Lapas Tangerang. Dan pertemuan kedua saat Antasari dirawat di rumah sakit.
"Tadi saya silaturahmi biasa, kangen-kangenan saja. Cerita ngalor-ngidul saja. Kami saling support, memberikan dukungan, berharap alumni KPK walaupun di luar KPK bisa tetap berkiprah, bisa memberikan kontribusi ide dan gagasan pemberantasan korupsi," kata Samad kepada Tribunnews.com.
Informasi yang diperoleh Tribun, selain Abraham Samad, penyidik utama KPK Novel Baswedan juga bersilaturahmi ke kediaman Antasari pada Jumat (11/11) lalu.
Putri sulung Antasari Azhar, Anindita Dianoctora Antasariputri (33) menceritakan, sejak ayahnya keluar dari Lapas tiga hari lalu, tetamu terus berdatangan ke rumahnya.
Bahkan, Antasari baru bisa mempunyai waktu untuk mengajak bermain ketiga cucunya ke sebuah pusat perbelanjaan pada Sabtu siang. Padahal, Antasari telah merindukan kegiatan bersama itu sejak berada di dalam Lapas.
"Tadi, papa baru bisa ngajak cucu yang bayi, Agri ke mal. Tadi kami bersama-sama berangkat sama dua cucu lainnya, Adinata dan Althafandra. Bapak tamunya banyak. Kasihan takut kurang istirahat," tutur Anindita.
Kasus Mirip
Abraham beranggapan bahwa Antasari semestinyA tidak dihukum terlalu lama. Baginya, kasus yang dialami Antasari hampir sama dengan dirinya karena tidak ada perlindungan maksimal terhadap pimpinan KPK.
"Harusnya dari kemarin-kemarin dia sudah mendapatkan pembebasan. Kita tidak tahu apa yang terjadi, tapi kita bersyukur beliau sudah keluar dari tahanan," kata Abraham.
Abraham menolak memberikan komentar apakah Antasari Azhar adalah korban politik. Ia tetap pada pendapatnya, bahwa perlindungan maksimal harus diberikan karena pimpinan KPK rawan mendapatkan ancaman.
"Kebetulan saya bukan latar belakang politik, saya tidak bisa melihat apakah ada politisasi atau semacamnya. Tapi saya ingin melihat dari kacamata itu. Bahwa yang dibutuhkan sekarang adalah aturan perlindungan bagi komisioner KPK agar kasus saya dan Antasari tidak terulang," ungkap Abraham Samad.
Seperti diketahui, Abraham Samad dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Ketua KPK karena menjadi tersangka pemalsuan dokumen administrasi kependudukan.
Nasibnya sama dengan rekannya Bambang Widjojanto yang turut jadi tersangka dugaan mengarahkan saksi memberikan keterangan palsu saat sidang sengketa Pilkada Kota Waringinbarat di Mahkamah Konstitusi tahun 2010.
Kasus Abraham dan Bambang Widjojanto akhirnya dihentikan penuntutannya oleh Jaksa Agung HM Prasetyo.
Sementara Antasari Azhar adalah terpidana 18 tahun penjara. Antasari dinyatakan sebagai otak pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnain. Antasari ditahan sejak 4 Mei 2009 dan baru mendapatkan pembebasan bersyarat pada 10 November 2016. 

0 komentar:

Posting Komentar