Semerbak lavender menyeruak di area kebun memiliki luas sekitar 20 hektare. Spot menarik di area tersebut ialah sebuah bukit yang terdapat hamparan lavender.Agen Poker Indonesia Terbesar
"Dahulu untuk pertama kalinya lavender ditanam di bukit ini," ujar Sasayama Michiko selaku pemandu dari Jepang National Tourism Organization (JNTO) yang mengantar awak media asal Indonesia, Kamis (20/7/2017).
Seluruh area ladang Tomita dikelola swasta. Sosok Tokuma Tomita yang memprakarsai pendirian kebun lavender pada tahun 1958.
Budidaya bunga berwarna ungu telah dilakoni petani di Hokkaido sejak zaman dulu. Seiring roda waktu bergulir, bahan baku batang lavender beraroma khas dimurnikan hasilnya lalu diolah jadi parfum, sabun, aroma terapi dan lainnya.
Pengelola Taman Tomita menyiapkan sarana edukasi untuk pengunjung. Ada satu gerai memamerkan alat-alat penyulingan lavender disertai aktivitas pekerjanya. Semua proses ekstraksi tersebut dapat disaksikan wisatawan.
Pengekstraksi berbentuk tabung bercat perak siap menghasilkan minyak esensial lavender berkualitas.
"200 kilogram tangkai lavender ini dapat menjadi satu kilogram cairan minyak lavender," kata Michiko.
"Parfum dan sabun wangi lavender dijual juga di tempat ini," ucap Michiko.
Michiko menjelaskan, paling tepat menyambangi Kebun Tomita saat musim semi. Sebab, sambung dia, lavender mekar pada tengah tahun.
"Lavender bunganya mekar tiap bulan Juli. Bertepatan musim semi ini juga bunga lainnya mekar," kata Michiko.
Berjalan kaki menjelajahi perkebunan bunga warna-warni di lokasi ini mengasyikkan. Sejumlah zona kuliner tersedia guna mengisi perut dan melepas dahaga.
Destinasi wisata tersebut bisa dibilang terpopuler di Hokkaido. Hanya dua jam jarak tempuhnya menggunakan kendaraan dari Kota Sapporo. Untuk masuk tempat rekreasi yang dekat dengan Stasiun Lavender ini pun gratis.
Menurut Michiko, mayoritas pelancong ke Kebun Tomita datang dari Asia yang di antaranya Malaysia, Indonesia, dan Thailand.
#Sumber
0 komentar:
Posting Komentar