Jumat, 14 Juli 2017

22:52
Tak Bisa Tidur? Penyebabnya Sebenarnya Sesepele 7 Hal Ini


Mata Lelaki - Saat masih muda, saya ingin menggiring bola melewati lawan yang berupa boneka. Kecenderungan itu makin kuat ketika saya dilatih Giampiero Ventura di Bari. Kami tidak pernah membuang bola," kata Leonardo Bonucci kepada La Stampa.Agen Bola Terpercaya

Penuturan tersebut sedikit banyak mendeskripsikan preferensi permainan Bonucci. Meski beroperasi di lini belakang, dia merasa nyaman ketika bola berada di kakinya.Agen Casino Terbaik

Bonucci memang tidak menggiring bola dari daerah pertahanan timnya hingga kotak penalti lawan. Dia lebih sering melepaskan umpan akurat baik secara mendatar maupun melambung ke depan.Agen Poker Indonesia Terbesar

Terbukti, sosok berusia 30 tahun itu menjadi salah satu aktor "lempar lembing" alias umpan panjang paling menonjol di Serie A, kasta teratas Liga Italia.

Keterlibatan dalam serangan membuat predikat pemain belakang modern atau lebih keren disebut ball-playing defender melekat dalam diri Bonucci.

Atas dasar itu pula, Bonucci sempat diminati oleh Josep Guardiola ketika baru mengambil alih kursi manajer Manchester City pada musim panas 2016.

"Bonucci adalah salah satu pemain yang paling saya sukai," tutur Guardiola, yang sempat mengasuh bek modern lainnya seperti Gerard Pique, Jerome Boateng, dan kini John Stones.

Setelah Manchester City tahun, AC Milan kini coba "membajak" Bonucci dari Turin. Sang pemain kabarnya sudah mencapai kesepakatan personal untuk pindah.




Tinggal bagaimana Juventus dan AC Milan satu suara untuk harga pelepasan. Tim pemilik disebut menuntut uang tebusan senilai 40 juta euro (sekitar Rp 608 miliar).

Apabila kesepakatan antara kedua klub terjadi, Juventus pun terancam kehilangan sosok bek modern. Tak satu pun dari bek tengah I Bianconeri, julukan klub, mampu mengemban lakon serupa secara mumpuni.

Tengok saja perbandingan antara Bonucci dengan Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli, Mattia Caldara yang bakal bergabung tahun depan, dan Daniele Rugani yang digadang-gadang memiliki kemampuan serupa.

Mulai dari kuantitas operan, operan sukses, umpan kunci, penciptaan peluang, dan rata-rata panjang operan, mereka masih jauh berada di bawah Bonucci.

Potensi kehilangan Juventus tidak cuma intensitas operan dari belakang, tetapi juga kualitas memotong operan. Aspek terakhir juga menjadi nilai plus Bonucci dibanding rekan-rekan setimnya di lini belakang.

Dia melakukan 89 intercept pada musim 2016-2017 sekaligus membukukan rekor untuk I Bianconeri.

Jadi, buat Juventus, transfer Bonucci sudah seperti "menyumbangkan" kualitas kepada sang rival.

0 komentar:

Posting Komentar