Heather F. Smith dari Midwestern University, Arizona College of Osteopathic Medicine, melakukan analisis untuk melihat ada tidaknya usus buntu pada 533 spesies mamalia. Agen Bola Terpercaya
Dari analisis tersebut, dia mengembangkan pohon silsilah untuk melihat sejarah muncul dan hilangnya usus buntu dalam proses evolusi mamalia. Agen Casino Terbaik
Smith dan timnya menemukan, usus buntu tak pernah hilang begitu muncul pada spesies tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa usus buntu berguna. Agen Poker Indonesia Terbesar
"Usus buntu mungkin punya fungsi adaptif," ungkap Smith dalam publikasinya di jurnal Comptes Rendus Palevol pada Januari 2017 lalu.
"Kita sekarang bisa menolak anggapan bahwa usus buntu adalah organ tidak berguna dengan kemampuan adaptif minim pada mamalia," imbuhnya.
Eksistensi usus buntu pada tubuh manusia sebagai contoh, menunjukkan bahwa dalam evolusi, ongkos untuk membuangnya lebih besar daripada mempertahankannya.
Lantas, apa fungsinya? Bill Parker dari Sekolah Kedokteran di Universitas Duke mengatakan, usus buntu punya peran dalam mempertahankan keragaman mikroba erguna di usus.
James Grendell dari Winthrop-University Hospital membuktikan anggapan parker dengan meneliti kaitan infeksi bakteri Clostridium difficile dengan ada tidaknya usus buntu.
Riset yang dipublikasikan di jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology pada akhir 2012 mengungkap, orang yang tak punya usus buntu punya potensi terinfeksi C difficile 4 kali lebih besar.
Jika ternyata berfungsi, lantas apakah usus buntu tak perlu dibuang dalam kondisi apa pun? Dalam kasus di mana usus buntu membengkak dan terinfeksi, maka operasi untuk membuangnya tetap perlu.
0 komentar:
Posting Komentar